Kau memandangku sebelah mata
Aku memandangmu mata sebelah
Sebetulnya lidahmu wakilkan kami
Sebenarnya lidahmu walikan kami
Air dan impus itu asamu
Airmata dan darah itu putus asaku
Saat kau masih bergoyang di kursi
Saat itu aku telah berhenti di kubur
Dengan luka yang cukup lebar untuk dilakban
Dunia memang bagai sebuah roda
Sesekali di atas, seringkali di bawah
AG 26-09-11
No comments:
Post a Comment